Rabu, 31 Mei 2017

(REFERAT) PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP BUERGER DISEASE



BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT                 REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN                                                 MEI 2017
UNIVERSITAS PATTIMURA


PERANAN TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
TERHADAP BUERGER DISEASE



Disusun Oleh:
1.      Ninik M Sallatalohy        (2010-83-041)
2.      Lorencye Tuhusula        (2010-83-016)
3.      Marice M Toamain        (2010-83-040)
4.      Wina Asriani                   (2010-83-037)

 Pembimbing I:
Letkol Laut (K) dr. Hisnindarsyah, SE, M. Kes



 
Pembimbing II:                             Pembimbing III:             
                      Lettu laut (K) dr. Andhika Agus A    Lettu laut (K) dr. Irwansyah

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017





BAB I
PENDAHULUAN
Peripheral Arteri Disease (PAD) adalah semua penyakit yang terjadi pada pembuluh darah setelah keluar dari jantung dan aortailiaka. Jadi, penyakit arteri perifer meliputi keempat ekstremitas, arteri karotis, arteri renalis, arteri mesenterial, dan semua percabangan setelah keluar dari aortailiaka. PAD disebabkan oleh atheroma (penumpukan lemak) pada dinding arteri yang memulai suatu insufisiensi  aliran darah ke otot dan jaringan lainnya. Pasien dengan PAD mungkin dapat memiliki gejala namun kadang juga dapat bersifat asimptomatik. Gejala paling umum yang paling sering dan menjadi karakteristik yaitu nyeri dan kelemahan pada saat berjalan, dimana akan hilang saat istirahat. Pasien dengan diagnosis PAD, terutama pada orang yang asimptomatis, memiliki resiko tinggi untuk mortalitas, infrak miokard, dan stroke. Resiko relatif adalah yang paling sering adalah antara usia dan seks tanpa PAD.1,2 Menejemen PAD dapat menjadi kesempatan untuk pencegahan terhadap masalah kardiovaskular yang lebih lanjut. Modifikasi gaya hidup dan intervensi terapeutik dapat dilakukan untuk mengurangi resiko.1

(REFERAT) PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK (HBOT) TERHADAP EMBOLI PARU (Letkol Laut (K) dr. Hisnindarsyah, SE, M. Kes; dr. Murtia, Sp. A , Msc; Lettu laut (K) dr. Andhika Agus A; Lettu laut (K) dr. Irwansyah)


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT                                          REFERAT      
FAKULTAS KEDOKTERAN                                                                          MEI 2017
UNIVERSITAS PATTIMURA

  PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK (HBOT) 
TERHADAP EMBOLI PARU 
Disusun oleh :
Marisa O. Luhukay
(201083011)
Verra Kondo Lembang
(201083015) 
Yane Dennis Louhenapessy
(201083038) 
Nurul Fajriah Afiatunnisa
(201083045) 

Pembimbing I:
Letkol Laut (K) dr. Hisnindarsyah, SE, M. Kes



 
Pembimbing II:                      Pembimbing III:                           Pembimbing IV:
dr. Murtia, Sp. A , Msc      Lettu laut (K) dr. Andhika Agus A    Lettu laut (K) dr. Irwansyah

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
RUMKITAL DR. F. X. SUHARDJO LANTAMAL IX AMBON
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
            Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) merupakan terapi dengan bernafas menghirup oksigen 100% didalam ruang perawatan atau hyperbaric chamber yang diberi tekanan yang lebih besar dari permukaan laut (1 atmosfer absolut, ATA). HBOT dapat diterapkan dalam monoplace (satu orang) atau multiplace chamber. Pada multiplace chamber diberikan tekanan dengan udara, kemudian oksigen di berikan melalui face-mask, hood tent atau endotracheal tube, sedangkan pada monoplace chamber diberikan tekanan dengan menggunakan oksigen.1
           HBOT mampu dalam memperbaiki kelainan emboli paru. Emboli paru merupakan satu dari banyak penyakit pada vaskuler paru. Emboli paru merupakan keadaan terjadinya obstruksi sebagian atau total sirkulasi arteri pulmonalis atau cabang-cabang akibat tersangkutnya emboli trombus atau emboli yang lainnya, termasuk emboli udara. Emboli udara akibat yang paling serius dari barotrauma paru ascent adalah masuknya gas dari alveoli ke sistem vena paru. Emboli gas terbawa ke jantung dan kemudian masuk ke dalam sistem sirkulasi arterial sehingga menimbulkan obstruksi emboli gas di pembuluh-pembuluh paru.2,3
            Penyakit emboli gas yang biasa terjadi pada penyelaman dapat di akibatkan karena naik ke permukaan dengan cepat. Dimana, interval diantara penyelaman yang tidak tepat dapat menyebabkan mendadak timbulnya gejala akut karena redistribusi vaskuler dari gelembung sehingga terjadi gangguan fungsi pernafasan dan jantung.3